
Kami di sini bukan untuk membuat kalian takut pada tanda baca atau khawatir salah menulis, tapi untuk belajar bersama cara bertahan hidup di dunia akademik—dunia yang penuh kutipan, catatan kaki, dan pertanyaan dari reviewer jurnal yang bahkan para guru besar pun sering kesulitan menjawab. Belajar bahasa, apa pun itu, pada dasarnya adalah belajar berpikir kritis: tiap kalimat, tiap kata, bahkan tiap jeda yang kalian pilih, adalah keputusan intelektual.
Lalu kenapa kalian—yang lahir dan besar di Indonesia—harus belajar Bahasa Indonesia?
Because mastering Bahasa Indonesia doesn’t make your English weaker—it makes your thinking sharper. Dan karena, seperti kata Descartes, cogito, ergo sum. Tapi di sini, kita naik level: Aku Menulis, therefore I am.